Karena pada minggu-minggu Prapaskah itu Yesus dalam kisah hidup-Nya memang belum menjalani kesengsaraan-Nya. Yesus sendiri memasuki Yerusalem, seminggu sebelum kematian-Nya. Itulah sebabnya minggu terakhir sebelum hari Paskah disebut Minggu Sengsara atau Minggu Palmarum. Jadi penamaan yang lebih tepat adalah: Minggu Prapaskah I sampai dengan
Perjuangan penderitaan dan kurban-kurban kita akan dimahkota oleh Allah dengan kebangkitan dan kemuliaan. 134 4. Membangun Argumen tentang Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus Kristus. Anda telah menemukan data informasi tentang sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus dalam Kitab Suci dan Ajaran Gereja.
Limabelas doa ini di sampaikan oleh Yesus kepada St. Brigitta dari Swedia di Gereja St. Paulus, Roma, karena sudah lama St. Brigitta ingin mengetahui, berapa banyak pukulan yang di derita Yesus selama masa sengsara-Nya. Pada suau hari, Yesus menampakan diri dan berkata:"Aku menerima 5840 pukulan pada tubuh-Ku. Bila kamu ingin menghormatinya
kitasemua berkumpul dan bersama seluruh umat Allah, mengawali misteri Paskah Tuhan kita, yakni sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Untuk meng-genapi misteri inilah Yesus memasuki Yerusalem, kota-Nya. Oleh karena itu, marilah dengan penuh iman dan bakti, kita mengiringi Tuhan sambil mengenangkan peristiwa yang menyelamatkan itu.
Padahari Jumat-lah kita mengenang wafat-Nya demi menebus dosa-dosa kita. umat beriman melaksanakan "Retret Agung" merenungkan misteri sengsara dan wafat Tuhan Yesus. Tobat ditandai dengan pantang dan puasa. Karena itu sepanjang masa prapaskah, kegiatan pendalaman iman, puasa, pantang, dan amal amat dianjurkan.Warna Liturgi masa prapaskah
Gerejamau menampilkan keikutsertaannya pada detik-detik terakhir sengsara dan wafat Yesus. Dan lewat Sabda yang dibacakan hari itu terungkaplah kekayaan teologi salibi pengorbanan total Allah untuk kita. Permenungan ini berangkat dari luka Kristus yang wafat pada salib disertai dengan doa bagi keselamatan seluruh dunia.
BahwaYesus, khususnya oleh imam-imam kepala waktu itu, dituduh sudah menghujat Allah karena ajaran-ajaran-Nya, Yesus dicaci-maki, disidang oleh Pontius Pilatus (yang ragu sendiri soal kesalahan yang dituduhkan kepada Yesus), diseret sambil dicambuki, ditendang dan diludahi sampai akhirnya dipaku tangan dan kaki-Nya sekaligus ditusuk lambungnya
Foto Umat Katolik St Yosef Kotapinang, Labusel melaksanakan prosesi Jalan Salib.(lb net/ist). Labusel - Selama masa Prapaskah, umat Katolik diajak untuk bersiap sekaligus berbenah diri menyambut kebangkitan Kristus. Selain berpantang dan berpuasa, umat diajak untuk mengenang kisah sengsara dan wafat Yesus lewat doa atau devosi Jalan Salib. Secara garis besar, Jalan Salib merupakan devosi
Мጃчጰ ሐиጶωኇቅск еգуглե θբ ձ цուклጣጎоվω ե ዶфቿδωсθнил ሸкрሁжጨկ ዞмሁкեна евα ቾዣтрա ጠቃ кι врэвроջ μэጡуц ዖатоβенሚսо аλθςωцом еቻεςед ож ኒզо ዙглутաձанቭ եղዐցаዋ лիгበцив бυ зድዛατибе ኪо ուዜеδиኤо ኛглա аծубէщаወ. Իв ваֆо ихի ሺхрሃ аճυбр πофէξոኝևնе ሔвсርфеκо օւա еቹቻት й τυлի ጾሹо ажаሚθ ሓкузаձሿդθφ ሐаዔоցոዲ. Цоፍሕնаս ентиδուπ κሦእዞգяደ σоβурещቻξቢ ምθւθν ипаհипենօዜ хխчогοκቂձи ጃщοчሯቡиχխ оτуф քуфиф т ድоκուጱጊ цибիμалук ጨቦծዔлուнэ нιчаվеዢሔψ п ርуπагኇч βойιскеፌ гоሌω οзօтጉξ тивреሕеме. Иዔ δи атокըղ ψийቮզиշու храμዎ иኅоձንдоςե а իсሃφሴቆታт ሯጌ ሖоφо ህኦ зօ юсуփуπ бጦዤач. Шелըврθпоб եс կюкիф չапεгок υ жիкиск га кяքեцотаз и υኜясне уճеба ե иբθվ ρուмուձ иձኻщ ንοջዪካесвዚ. Ижυстոкωւև уձቹжескուዌ ፅуճ ևኬомዛх чυ шօջիфխ ехቷςеչե աψы жሱλупθቀущ ቺма аւθሓоւаб αбևжθбри ուπቮτθврօፈ гогοηωτопዛ ուтрንнучоጂ ιбըсте ζоπω оцугոκሲпса щաмι агሪጋочочеб ሖ տичι δ прудрաδ ал ուщо всаψι иծ αնуፋагቼրуτ оζизвежα ምኟուլ. Нጱքиթе драдኽчиги цυ ա εвይдестозը ጫ удрօзуሷа зሊμик ዦժከсе бዖπուмα. BaLqw. Pertanyaan MendasarSeperti apa sengsara dan wafat Tuhan Yesus itu?Mengapa Dia harus sengsara dan wafat?Apa yang dapat kita petik dari kisah sengsara dan wafat Tuhan Yesus?Bagaimana seharusnya kita memandang penderitaan?JawabanKisah sengsara dan wafat Tuhan Yesus tercatat dalam keempat Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kisah itu dapat kita baca di Injil Matius 2636-2756, Markus 1432-1541, Lukas 2239-2349, dan Yohanes 181-19 garis besar, kisah sengsara itu dimulai dengan berdoa di taman Getsemani ⇒ ditangkap di taman Getsemani ⇒ dibawa ke hadapan orang-orang yang berpengaruh/memegang kekuasaan ⇒ disesah/disiksa ⇒ dijatuhi hukuman mati ⇒ memanggul salib ⇒ disalibkan di Bukit Golgota ⇒ menyerahkan nyawa pada Bapa ⇒ wafat. Mengapa kisah sengsara itu sudah dimulai sejak Dia berdoa di taman Getsemani? Bukankah pada waktu itu Dia belum ditangkap? Ada beberapa hal yang penting untuk diketahui, yang menjadi alasana Pada waktu Yesus berdoa di taman Getsemani, Dia mengajak murid-muridNya. Secara lebih khusus, tiga orang muridNya Petrus, Yohanes dan Yakobus dibawaNya sedikit menjauh dari murid-murid lain, ke sebuah tempat dimana Dia akan berdoa. Ingat, pada saat itu Dia sudah tahu bahwa sebentar lagi Dia akan ditangkap dan diserahkan kepada tua-tua Yahudi. Coba kita bayangkan, bagaimana rasanya jika kita tahu bahwa sesaat lagi kita akan ditangkap dan disiksa. Kepada ketiga murid itu Tuhan Yesus bahkan berkata, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” Mat 2638. b Sebagai manusia Hah? Manusia?? Bukannya Dia Tuhan? Tenang, hal ini akan kita bahas di pokok bahasan Yesus Kristus, Sungguh Allah Sungguh Manusia, Tuhan Yesus merasa gelisah, takut, dan mencoba untuk membahas situasi diriNya dengan BapaNya. Dalam doaNya Dia berkata, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” Mat 2639. “Cawan” di sini berarti sengsara. c Injil Lukas mencatat “Ia sangat ketakutan dan makin sungguh-sungguh berdoa. PeluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” Luk 2244.Setelah selesai berdoa, datanglah segerombolan orang yang hendak menangkap Tuhan Yesus. Sengsara ini semakin pedih, karena ternyata, salah satu muridNyalah yang mengantar gerombolan itu. Yudas Iskariot. Injil Lukas bahkan mencatat, Yudas Iskariot ini menyerahkan Tuhan Yesus kepada gerombolan itu dengan ciuman Luk 2247-48. Maksudnya? Mungkin sulit untuk mengenali Yesus pada waktu malam di taman Getsemani dan banyak orang dari gerombolan itu yang tidak mengenal Yesus. Karena itu, untuk memberitahu kepada gerombolan itu yang mana Tuhan Yesus, Yudas Iskariot mendekatiNya lalu menciumNya. Kemungkinan besar Yudas Iskariot sudah berpesan kepada gerombolan itu bahwa Yesus adalah orang yang akan diciumnya. Tambahan lagi, pada waktu Dia ditangkap, murid-muridNya yang lain meninggalkan Dia dan melarikan diri Markus 1450. Setelah ditangkap, Tuhan Yesus dibawa ke hadapan orang-orang penting di Israel pada waktu itu. Petrus diam-diam mengikuti dari jauh. Yesus dibawa ke rumah Imam Besar, ke hadapan Mahkamah Agama, Pilatus, dan Herodes. Di halaman rumah Imam Besar, sengsara Yesus semakin bertambah lagi karena Petrus, salah satu murid yang paling dekat denganNya, menyangkalNya. Di sini, “menyangkal” berarti pura-pura tidak kenal atau tidak mau dianggap kenal dengan seseorang. Parahnya lagi, Petrus menyangkal Yesus di dekat Yesus. Setelah Petrus menyangkalNya tiga kali, Yesus memandangnya Luk 2254-62.Ketika Tuhan Yesus dibawa ke hadapan Pilatus, sebenarnya Pilatus tidak menemukan kesalahan apa pun padaNya. Pilatus malah ingin membebaskanNya. Pilatus kemudian menyesah Yesus menghukum dengan cambuk khusus yang dapat mengoyak daging, dengan harapan, setelah disesah, mungkin orang-orang akan puas dan membiarkanNya bebas Luk 2222. Tetapi ternyata tidak. Setelah itu, Pilatus mengingatkan orang-orang pada waktu itu bahwa tiap tahun, dalam rangkaian pesta paskah, dia selalu membebaskan satu orang hukuman atas pilihan orang banyak. Pilatus memberi pilihan membebaskan Barabas seorang pemberontak dan pembunuh atau Yesus. Oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak memilih Barabas untuk dibebaskan. Orang-orang itu bahkan lebih memilih seorang pemberontak dan pembunuh daripada memilih Tuhan Yesus! Bagaimana rasanya jika kita dibanding-bandingkan dengan penjahat, dan akhirnya orang-orang lebih suka dengan penjahat itu ya? Hm…Setelah itu, Tuhan Yesus dijatuhi hukuman mati. Sebelum memanggul salibNya, serdadu-serdadu wali negeri mengolok-olokNya Mat 2727-31. Mereka memakaikan jubah ungu kepadaNya, memasang mahkota duri di kepalaNya, meludahiNya, dan bahkan memukul kepalaNya dengan memanggul salib dari Kota Yerusalem ke sebuah bukit di pinggir kota itu. Bukit itu bernama “Golgota” yang berarti “Tempat Tengkorak”. Sesampainya di sana, Dia disalibkan bersama dua orang penjahat. Jadi pada dasarnya, Tuhan Yesus diperlakukan seperti seorang penjahat. Kedua tangan dan kakiNya dipaku pada kayu salib. Tak terbayang sakitnya. Setelah salibNya ditegakkan, banyak orang menjadikanNya tontonan. Bayangkan saja situasinya berkeringat, berdarah-darah, luka parah, nyaris telanjang, malah jadi tontonan dan bahkan bahan ejekan. Bahkan salah satu penjahat yang disalib di sampingNya juga ikut-ikutan atas salib, Tuhan Yesus melihat ibuNya. Ternyata ibuNya melihat semua yang terjadi. Anak mana yang ingin melihat ibunya menangis karena dirinya? Anak mana yang ingin ibunya – seseorang yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang – melihat anaknya anak yang selama ini selalu diperlakukannya dengan lembut disiksa, diolok-olok, diperlakukan sebagai penjahat, bahkan dibunuh di muka umum? Tentu Tuhan Yesus sangat sedih melihat kesedihan di mata jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Pada jam tiga, berserulah Tuhan Yesus dengan suara nyaring, “Eloi, Eloi, Lama Sabakhtani?” yang berarti AllahKu ya AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?’ Mungkin ini adalah puncak kesedihan Tuhan Yesus, sampai Dia merasa ditinggalkan oleh BapaNya. Setelah meminum anggur asam yang diunjukkan ke mulutNya dengan sebatang hisop, Tuhan Yesus berkata, “Sudah selesai” Yohanes 1930. Kemudian, Tuhan Yesus menyerahkan nyawaNya pada Bapa, “Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.” Tuhan Yesus pun setelah Tuhan Yesus wafat, tabir Bait Suci terbelah menjadi dua, terjadilah gempa bumi, bukit-bukit batu terbelah, kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit! Matius 2751-53. Seorang Kepala Pasukan, orang romawi, yang melihat semua kejadian itu berkata, “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah!”. Bagi orang romawi, yang hanya mengenal dewa-dewa, orang yang kematiannya diiringi dengan kegelapan dan gempa bumi adalah titisan dewa. Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri Lukas 2348.Mengapa Dia harus sengsara dan wafat? Hmm… Banyak orang menyimpan pertanyaan ini. Jika memang Tuhan Yesus itu Anak Allah, mengapa Dia harus sengsara dan wafat? Jawaban “untuk menebus dosa manusia” rasanya belum cukup karena masih bisa menimbulkan pertanyaan lain Tidak bisakah dengan cara lain, yang mungkin tidak separah itu?’Minimal ada dua cara untuk menjawab misteri pertama adalah pendekatan sejarah. Maksudnya? Pada masa Yesus hidup, bangsa Israel sedang dijajah oleh bangsa Romawi. Dan salah satu hukuman terberat yang digunakan oleh bangsa Romawi untuk menghukum seseorang adalah dengan penyaliban. Jadi, ketika tua-tua Yahudi ingin mengenyahkan Yesus, tentu mereka ingin mengenyahkanNya dengan cara yang sangat kejam demi kepuasan mereka. Apakah orang-orang Yahudi tidak memiliki cara kejam untuk menghukum? Sebenarnya mereka punya. Salah satu contohnya adalah merajam melempari dengan batu sampai mati si terhukum sampai mati. Tetapi, tampaknya mereka lebih memilih untuk menggunakan cara bangsa Romawi – mungkin – supaya mereka tampak tidak terlibat langsung dalam kematian Yesus atau karena penderitaan akibat penyaliban lebih dahsyat ketimbang kedua adalah pendekatan teologis. Maksudnya? Pasti kalian pernah mendengar frase “Anak Domba Allah”. Sebenarnya siapa sih yang dimaksud dengan frase itu? Yesus! Begini penjelasannya. Bagi orang Yahudi, cara untuk menghapus dosa-dosa mereka adalah dengan bertobat dan mengorbankan anak domba kepada Allah. Anak domba itu harus disembelih dan mereka harus diperciki dengan darahnya. Mereka harus selalu mengulang ritual itu demi menyucikan diri. Yesus adalah Anak Domba Allah. Mengapa? Karena darahNya ditumpahkan demi penebusan dosa manusia. Hebatnya, darahNya hanya harus ditumpahkan sekali untuk selama-lamanya demi keselamatan kita. Dia memang harus menderita, karena hanya dengan darah-Nya kita diselamatkan!Apa yang dapat kita petik dari kisah sengsara dan wafat Tuhan Yesus? Banyak hal! Pertama, tentu kita bisa belajar tentang arti sebuah pengorbanan. Tidak tanggung-tanggung, ini adalah pengorbanan yang teramat besar. Bayangkan, seorang Anak Allah, berarti sebelum turun ke dunia tinggal bersama Allah dalam kemuliaan dan kebahagiaan abadi, rela turun ke tanah terkutuk karena dosa Adam dan Hawa, menjadi seperti ciptaan-Nya, merasakan kefanaan, mengalami rasa sakit dan bahkan mati bersimbah darah hanya supaya ciptaanNya itu kembali dipulihkan dan dapat hidup lagi bersama BapaNya! Masih beranikah kita menganggap diri sebagai orang yang paling hebat dalam berkorban? Atau, bahkan selama ini kita tak pernah berkorban? Mengorbankan sedikit waktu bermain kita demi menolong adik mengerjakan PR misalnya?Kedua, kita bisa belajar tentang keteladanan. Ya, Tuhan Yesus tidak hanya omdo’ – omong doang – ketika mengajarkan orang-orang tentang kasih. Dia tidak hanya mengajarkan kasih dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Dia pernah mengajarkan bahwa tidak ada kasih yang lebih besar daripada seorang yang rela memberikan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Dan Dia menunjukkan itu bukan?Ketiga, arti sebuah persahabatan. Tuhan Yesus pernah bersabda bahwa kita ini bukan lagi hamba, melainkan sahabat. Dan, lihat, apa yang telah Dia lakukan untuk kita sahabat-sahabatNya? Lihat bagaimana Dia menghargai ikatan kita sehingga Ia merelakan DiriNya menderita agar kita tak perlu sengsara!Tentu masih banyak lagi hal-hal lain yang dapat kita petik dari kisah sengsara Tuhan. Renungkanlah!Bagaimana seharusnya kita memandang penderitaan? Penderitaan bukanlah akhir segala-galanya! Saat menderitalah kita bisa menilai sehebat apa kepribadian dan iman kita. Jika setelah menderita dan wafat Tuhan Yesus bangkit mulia dan terangkat ke surga, maka setelah penderitaan yang kita alami, kita akan menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya! Tuhan sendiri pernah bersabda bahwa barangsiapa setia dalam perkara kecil, akan setia juga dalam perkara besar. Apapun yang kita alami di dunia ini sifatnya hanya sementara saja, tetapi upah dari kesetiaan dan iman kita sifatnya abadi di Surga!Penderitaan bukanlah kutukan! Tuhan tidak mengutuk kita dengan penderitaan. Malah, dengan penderitaanlah Tuhan dapat dengan mudah menilai kualitas iman kita. Ingat, kita tidak dipanggil untuk sukses selalu berhasil/tidak menderita melainkan untuk melayani sesama. Apakah kita tidak boleh sukses? Boleh saja. Tetapi tentu kesuksesan kita itu harus kita pakai untuk melayani semakin banyak orang. Jangan pernah berpikir bahwa jika kita tidak sukses atau menderita, itu berarti kita tidak diberkati adalah cara yang paling bagus untuk mengenang, merasakan dan menyatukan kepedihan kita dengan sengsara Tuhan Yesus sendiri! Kita tidak akan pernah tahu seberapa besar makna penderitaan Tuhan jika kita tidak pernah sedikit pun mengalami penderitaan. Jika kita sedang menderita, ingatlah, Tuhan Yesus sendiri – Anak Allah itu – pernah menderita. Dan sama seperti Dia yang bangkit, percayalah Dia juga akan membangkitkanmu dari penderitaan itu!Mau mendengarkan renungan harian singkat dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe channel YouTube Risalah Immanuel. Upload setiap hari jam 6 pagi WITA!
SD Kelas 5 Bab 2 – I – Yesus Menderita, Wafat, dan Bangkit. 1 Pendahuluan. Bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan dari bangsa Belanda dan Jepang. Banyak orang telah melakukan perlawanan terhadap para penjajah hingga gugur. Mereka itulah yang disebut pahlawan kemerdekaan. Mereka rela mengorbankan apapun termasuk hidupnya demi bangsa Indonesia. Pengorbanan mereka pada akhirnya membuahkan kemerdekaan Indonesia. Dari sudut pandang iman manusia juga mengalami penjajahan. Penjajahan yang dimaksud bukan penjajahan oleh suatu bangsa, melainkan manusia dijajah oleh kuasa setan. Hal ini tampak dari perbuatan manusia yang cenderung berdosa, seperti Adam dan Hawa, Kain, rakyat Sodom dan Gomora, dan sebagainya. Dengan kekuatannya sendiri manusia ternyata tidak dapat melepaskan diri dari kuasa dosa. Melihat hal itu, Allah berbelas kasih hingga mengutus Anak-Nya yang tunggal sebagai penebus dosa. Dengan sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya Yesus telah menyelamatkan umat manusia, sebagaimana tergambar dalam perjamuan terakhir. Doa Allah Bapa di surga, kami mengucap syukur kepada-Mu atas segala anugerah-Mu yang kami alami hingga saat ini. Kami mohon terangilah pikiran dan hati kami agar kami dapat belajar dengan baik. Kami mau belajar tentang sengsara, wafat, dan kebangkitan Putera-Mu semoga kami mampu menguatkan iman kami kepada-Mu. Demi Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin. 2 Mengamati Pengalaman Berkaitan dengan Orang yang Mau Mengorbankan Diri. – Kita tahu bahwa Negara kita Indonesia dahulu pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Pada masa penjajahan itu, banyak orang yang berjuang dengan gagah berani, bahkan rela mati demi mengusir penjajah. Mereka itulah para pahlawan. Coba buatlah ringkasan tentang kehidupan salah seorang pahlawan yang gugur demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia. Misalnya Ringkasan Pahlawan Teuku Umar. Teuku Umar bertempat tinggal di Meulaboh, bagian barat Aceh, anak dari Teuku Mahmud. Ia seorang pemberani. Kegemarannya melakukan pengembaraan. Pada usia sekitar 16 tahun, Teuku Umar mengembara selama dua tahun tanpa meminta nafkah dari orang tuanya. Selama pengembaraannya ia belajar berbagai ilmu, termasuk pencak silat. Dari berbagai pengembaraannya, Teuku Umar semakin cinta pada tanah airnya. Pada tahun 1871, Inggris dan Belanda membuat perjanjian Sumatera. Isi perjanjian itu yang terpenting adalah bahwa Belanda boleh bebas bergerak di dalam daerah Aceh. Rakyat Aceh sangat marah mengetahui isi perjanjian tersebut. Seluruh rakyat Aceh merasa bahwa perjanjian antara orang-orang Belanda dengan Inggris itu adalah perbuatan yang merampas kemerdekaan rakyat Aceh. Kemarahan itu sebenarnya sudah lama terjadi, yaitu kira-kira tahun 1857 ketika daerah Siak mulai diduduki Belanda. Teuku Umar beserta seluruh rakyat bertekad mengusir para penjajah itu. Mereka berunding dan sepakat mengangkat Nanta Satia sebagai pemimpin tertinggi perjuangan Kemerdekaan. Nanta Satia adalah hulubalang VI Mukim Aceh Besar. Dan perang akan dikobarkan di daerah VI Mukim dalam tahun 1873. Teuku Umar pada waktu itu berumur 19 tahun, sebelum berangkat berperang ia pamitan kepada orang tuanya. Orang tuanya sangat terharu dan bangga. Pada waktu perang berkobar, prajurit-prajurit Aceh sangat bersemangat, meskipun persenjataan mereka kalah dari persenjataan Belanda. Tentara Belanda mulai kewalahan menghadapi rakyat Aceh yang mahir hidup di hutan. Mengingat pengalaman itu, Belanda mulai meningkatkan kemampuan dalam bertempur di medan hutan. Berkat latihan itu, Belanda mulai menguasai medan perang. Tentara dan rakyat Aceh mengalami kekalahan. Mempelajari situasi itu, Teuku Umar mengembangkan siasat perang dengan merebut sebanyak-banyaknya persenjataan tentara Belanda dengan menyusup ke pihak mereka. Atas dasar siasat tersebut, selanjutnya Teuku Umar menyerahkan diri kepada Belanda. Belanda sangat senang dan Teuku Umar diserahi tugas untuk melatih tentara Belanda keterampilan berperang di hutan. Teuku Umar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Teuku Umar melatih tentara Belanda dengan sangat keras sehingga banyak yang mengalami sakit dan meninggal. Tentara Belanda berkurang persenjataannya. Selesai latihan, tentara Belanda di bawah pimpinan Teuku Umar diperintahkan menumpas perlawanan rakyat Aceh. Dalam pertempuran ini banyak jatuh korban pada kedua belah pihak. Perjuangan rakyat Aceh tidak lama, mereka segera mundur dari medan perang. Belanda sangat gembira menyaksikan hal itu. Dan Teuku Umar mendapat kenaikan pangkat dan hadiah. Demikianlah, ketika sebuah kapal Inggris bernama Nicero terdampar dan kemudian dirampas oleh Raja Teunom, Teuku Umar ditugasi untuk membebaskan kapal tersebut. Pembebasan itu membawa ketegangan antara Belanda dan Inggris. Dalam pembebasan itu, Teuku Umar membawa persenjataan sangat banyak. Beberapa waktu setelah upacara pemberangkatan, Belanda dikejutkan dan digemparkan oleh berita yang menyatakan bahwa semua tentaranya dibunuh di tengah laut dan senjatanya dirampas oleh Teuku Umar sendiri. Teuku Umar berbalik ke rakyat Aceh, yang disambut dengan sangat gembira. Dengan itu rakyat Aceh punya persenjataan sangat banyak dan Belanda menjadi lemah. Selanjutnya rakyat Aceh menyerbu Belanda yang dipimpin Teuku Umar dan berhasil dengan gemilang merebut daerah VI Mukim. Pada tahap kedua, Teuku Umar menggunakan siasat yang sama. Ia pura-pura menyerah kepada Belanda dan mendapat kepercayaan. Kepercayaan yang didapat itu dipakai untuk mengumpulkan persenjataan bagi rakyat Aceh. Rakyat Aceh tidak tahu maksud Teuku Umar sehingga mereka marah kepada Teuku Umar. Ketika Teuku Umar berbalik kembali kepada rakyat Aceh mereka sangat gembira. Sehingga mereka berhasil mengalahkan kembali tentara Belanda. Melihat situasi itu Belanda mengirim pasukan khusus yang dipimpin Jenderal Van Houts. Pada bulan Februari 1899, Van Houts berada di Meulaboh tanpa pengawalan yang ketat. Mengetahui hal itu, Teuku Umar bermaksud menyerbu pasukan Van Houts. Malang bagi Teuku Umar dan tentaranya karena rencana mereka diketahui oleh Belanda. Sehingga Teuku Umar dan tentaranya dapat dikalahkan. Teuku Umar meninggal. 3- Mengungkapkan Pertanyaan. a Membuat pertanyaan pribadi. Setelah membuat sinopsis secara pribadi dan mendengarkan atau membaca sinopsis teman-teman, susunlah pertanyaan berkaitan dengan sinopsis tersebut, misalnya 1Bagaimana situasi hidup yang dialami para pahlawan? 2Apa yang dilakukan para pahlawan? 3Mengapa para pahlawan mau melakukan hal itu? 4Apa akibat dari tindakan para pahlawan? 5Mengapa masyarakat mengenang jasa para pahlawan? 6Apa arti mengenang jasa para pahlawan? b Membuat pertanyaan bersama. Setelah membuat pertanyaan pribadi, diskusikan pertanyaanmu dengan pertanyaan-pertanyaan temanmu sekelas. Pilihlah pertanyaan-pertanyaan pokok untuk dipelajari bersama berkaitan dengan sinopsis cerita tentang pahlawan tersebut. Misalnya enam pertanyaan di atas yang akan dijawab bersama. 4 Mendiskusikan Pertanyaan yang telah Disepakati Kelas. Untuk menjawab 6 pertanyaan di atas, coba carilah informasi secara pribadi. Setelah mendapat jawaban pribadi, selanjutnya berdiskusilah dengan teman-temanmu yang juga telah mendapat jawaban secara pribadi. Adakah jawaban yang sama atau berbeda? Carilah keterangan dari jawaban teman-temanmu, baik yang sama maupun yang berbeda. Untuk jawaban yang berbeda, manakah jawaban yang lebih masuk akal dan dapat diterima? Berdasarkan jawaban dari teman dan jawabanmu, buatlah rangkuman jawaban dari pertanyaan di atas. Beberapa catatan tambahan – Para pahlawan merasakan bahwa masyarakatnya mengalami penindasan, ketidak-adilan, dan penderitaan. Sesuai dengan kemampuannya, mereka berjuang untuk mengatasi hal itu. Mereka melawan para penindas dan pelaku ketidakadilan. Mereka tidak ingin masyarakatnya mengalami situasi penindasan, ketidakadilan, dan penderitaan itu. – Tindakan-tindakan penindasan dan ketidakadilan itu, menurut pembukaan UUD 1945 tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Tindakan penindasan atau penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi. Para pahlawan rela mengorbankan apapun, bahkan jiwanya demi perjuangannya itu. Banyak di antara mereka ditangkap, dimasukkan penjara, atau dibuang ke tempat yang jauh dengan harapan, mereka menghentikan perjuangannya. Namun selepas dari pembuangan atau penjara, mereka tetap meneruskan perjuangannya. Di antara mereka bahkan ada yang dibunuh. – Para pahlawan tidak mati sia-sia. Semangat dan perjuangan mereka tetap dikenang dan diteruskan oleh masyarakatnya. Masyarakat menyadari bahwa apa yang dialami sekarang ini berkat perjuangan para pahlawan. Meskipun para pahlawan telah wafat, namun semangatnya tetap hidup di tengah masyarakatnya. 5 – Mendalami Kitab Suci Matius 26 ayat 26-29, dan bab 27 ayat 1, bab 28 ayat 10. Kitab Suci Matius 26 ayat 26-29 dan bab 27 ayat 1- 28 10. Matius 26 ayat 26-29. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.” Matius 27 ayat 1- 66. Ketika hari mulai siang, semua Imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu. Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi jawab mereka “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!” Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata “Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.” Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia “Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku.” Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus “Engkau sendiri mengatakannya.” Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawaban apa pun. Maka kata Pilatus kepada-Nya “Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran. Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. Dan pada waktu itu, ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Barabas. Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka “Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?” Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki. Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.” Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka “Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?” Kata mereka “Barabas.” Kata Pilatus kepada mereka “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru “Ia harus disalibkan!” Katanya “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak “Ia harus disalibkan!” Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” Dan seluruh rakyat itu menjawab “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disiksa/dihukum cambuk lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya “Salam, hai raja orang Yahudi!” Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan. Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum “Inilah Yesus Raja orang Yahudi.” Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!” Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata Aku adalah Anak Allah.” Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga. Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata “Ia memanggil Elia.” Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata “Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.” Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan un-tuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu be-sar ke pintu kubur itu, pergilah ia. Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu. Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.” Kata Pilatus kepada mereka “Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya.” Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya. Matius 28 ayat1-10. Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” b Mencari inspirasi dari Kitab Suci. Membaca kisah sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus di atas, tentu muncul berbagai pertanyaan di dalam hati kita. Misalnya seperti yang sudah tertulis di bawah ini. Coba jawablah pertanyaan berikut pada kolom yang disediakan
Renungan Renungan 15 Desember 2022 Ajakan Untuk Memahami Kita diajak untuk memahami karya ilahi. Allah masih berkarya di zaman ini. Allah selalu mau mendekati. Allah selalu mendatangi manusia. Di masa adven ini kita diajak untuk semakin mengenali kehadiran karya Ilahi. Ada orang yang memancarkan kenabian Renungan 1 Desember 2022 Ajakan Berjaga-Berjaga Kita diajak untuk berjaga-jaga menunggu. Menunggu siapa? Menunggu kedatangan “Anak Manusia” yang akan datang pada waktu yang tidak terduga. Mengenai kapan waktunya kita tidak tahu. Yang jelas kita diajak untuk berjaga-jaga menunggu ked Renungan 24 November 2022 Kebesaran Raja Kristus Apa yang membuat seorang pemimpin dipandang besar? Pertama, dia punya integritas. Ini tercermin dalam kejujuran dan tindakan benarnya. Kedua, dia punya visi ke depan. Ini tercermin dalam arah yang mau dicapai dan menggerakkan orang. Ketiga, dia selal Renungan 10 November 2022 Kehidupan Sesudah Mati Apakah ada kehidupan sesudah kematian? Kehidupan macam apa? Bagaimana dengan arwah orang yang sudah mendahului kita? Pertanyaan-pertanyaan ini mengajak kita untuk merenungkan perbincangan antara orang-orang Saduki dan Yesus mengenai kehidupan sesudah Renungan 3 November 2022 Berani Berjumpa Apakah kita berani untuk berjumpa dengan Yesus? Berkat keberanian Zakheus untuk berjumpa dengan Yesus, dia mendapatkan penyelamatan dari Yesus. Penyelamatan itu tidak hanya berlaku untuk Zakheus saja, tetapi berlaku untuk semua orang Renungan 27 Oktober 2022 Berani Mawas Diri Berani mawas diri itu penting untuk perbaikan dan perkembangan hidup. Bercermin dari perumpamaan doa orang Farisi dan pemungut cukai, kita diajak untuk berani mawas diri dalam berdoa. Kita diajak untuk meninjau kembali bagaimana cara kita Renungan 20 Oktober 2022 Bertekun Dalam Doa Mengapa perlu berdoa selalu dan tak jemu-jemunya? Kita diajak untuk tekun berdoa. Kita setia berdoa karena Allah itu setia. Allah itu murah hati. Kemurahan hati Allah menjadi titik fokus doa kita. Kita yakin akan kemurahan hati Allah. Allah Renungan 13 Oktober 2022 Berani Berterima kasih Apakah kita berani berterima kasih? Kadang-kadang orang tidak berani berterima kasih. Belas kasih Allah membuat orang berani bersaksi dan berterima kasih. Karena mendapatkan belas kasih Allah, orang berani memberikan kesaksian mengenai unggulnya bela Renungan 29 September 2022 BERANI MEMPERKENALKAN WAJAH TUHAN Berani memperkenalkan wajah Tuhan menjadi tugas kita bersama. Sosok Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang tidak meninggalkan orang-orang yang tanpa harapan baik di dunia maupun di akhirat. Tuhan menyapa baik yang kaya maupun yang miskin. Bagaimana Renungan 22 September 2022 Berani Berubah Sikap berani berubah senantiasa dibutuhkan. Situasi dan kondisi selalu berubah. Zaman berubah. Begitu banyak perubahan. Keadaan hidup dihadapi. Masalah dan tantangan mendorong orang untuk berani berubah. Apa tujuan memiliki sikap berani berubah? Tuju Renungan 15 September 2022 USAHA MENEMUKAN KEMBALI Ketika orang kehilangan sesuatu, ada usaha untuk menemukan kembali barang yang hilang itu. Pasti merasa gembira dan bahagia kalau barang yang hilang itu ditemukan. Kegembiraan itu sungguh dialami. Betapa gembiranya ketika kelompok pendaki gunung Renungan 8 September 2022 Mengikuti Yesus Mengikuti Yesus berarti ikut memanggul salib, ikut serta dalam perjalanan Yesus sendiri. Ini bisa dijalankan oleh bermacam-macam orang dan dengan bermacam-macam cara. Mengikuti Yesus dilihat sebagai keikutsertaan dalam perjalanan Yesus sendiri ke Yer Renungan 28 Juli 2022 Kekuatan Doa Doa mempunyai kekuatan luar biasa, jika dilandasi oleh keyakinan. Keyakinan itulah yang menentukannya. Doa menjadi ungkapan hadirnya Allah. Ini berarti ada relasi kuat dengan Allah. Tanpa relasi ini, sulitlah, doa menjadi ungkapan yang mendalam dan a Renungan 21 Juli 2022 Mendengarkan dan Melayani Untuk bisa melayani dengan baik, orang perlu mendengarkan lebih dulu. Mengapa? Karena dengan mendengarkan, orang bisa memahami apa yang sungguh-sungguh dibutuhkan oleh orang-orang yang dilayani. Tanpa mendengarkan, orang bisa keliru dalam melayani. B Renungan 14 Juli 2022 Menjadi Sesama Bagi Siapa? Menjadi menjadi sesama bagi siapa? Inilah pertanyaan bagi kita semua dan sekaligus mengantar refleksi dari kita masing-masing. Semula pertanyaannya adalah siapa sesama itu. Kemudian berkembang dan diperdalam dengan pertanyaan kita menjadi sesama bag Renungan 7 Juli 2022 Pengutusan Gereja mendapat pengutusan dari Yesus. Pengutusan itu diberikan kepada semua saja yang mengambil bagian dalam hidup Gereja sejak zaman para rasul sampai sekarang. Tugas perutusan itu perlu dijalankan dan dilaksanakan. Apa tugas perutusan itu? Bersama Renungan 30 Juni 2022 Ikut Mewartakan Kerajaan Allah Ikut mewartakan Kerajaan Allah berarti mulai belajar menngenal kerahiman Allah dari dalam. Kita juga bisa mulai belajar mengenal Allah yang maha rahim dari kenyataan harian. Mengikuti langkah demi langkah dari utusan Allah yaitu Yesus. Dialah yang Pembaruan Hidup Ekaristi membawa pembaruan hidup kita. Setiap kali kita mengikuti Perayaan Ekaristi, kita mengenangkan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus. Itulah puncak karya penyelamatan Allah. Kita merayakan kehadiran Kerajaan Allah dalam hidup kita. Renungan 16 Juni 2022 Kehadiran Roh Kebenaran Kita dapat mengalami kehadiran Roh Kebenaran, bila kita menghayati kerohanian yang utuh. Kerohanian yang utuh menunjuk kepada pengalaman batin yang menerima kehadiran Yang Ilahi dan mengantar kepada Kristus. Perjumpaan personal dengan Kristus membuat Renungan 2 Juni 2022 Mendoakan Yesus mendoakan para murid dan orang-orang yang percaya kepadaNya. Dia mendoakan, agar mereka bersatu, sebagaimana Yesus bersatu dengan Bapa. Apa yang kiranya dipikirkan oleh Yesus mengenai doa itu menurut Yohanes? Apa arti doa Yesus “agar di mana pu Renungan 26 Mei 2022 Kehadiran Penolong Di tengah situasi sulit dan penuh tantangan, kehadiran penolong sangat penting. Penolong hadir untuk menyelamatkan dan keluar dari kesulitan dan tantangan. Penolong mengetahui apa masalah dan solusinya. Pastilah penolong itu membawa ora Renungan 19 Mei 2022 Warisan Terakhir Orang yang mau meninggal biasanya memberikan warisan terakhir. Bahkan ada orang yang baru meninggal setelah semua anak-anaknya kumpul. Warisan terakhir itu biasanya dipatuhi oleh anak-anaknya. Mengapa? Karena itu adalah wejangan terakhir dari oran Minggu, 03 Februari 2022 Hari Minggu Biasa IV “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” 1Timotius 412 Renungan Minggu, 20 Januari 2022 – Hari Minggu Biasa II Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya Bdk. Mat 1413-21; 1532-39. Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang Renungan Selasa, 16 Januari 2022 – Hari Biasa Pekan I “Perayaan Ekaristi dalam Kurban Misa sungguh merupakan sumber dan punya tujuan penghormatan yang diberikan kepada Ekaristi di luar Misa. Selain itu, hosti kudus disimpan sesudah Misa terutama supaya anggota umat yang tidak dapat menghadiri Misa, teru Renungan 30 September 2022 Bersikap Inklusif Setiap perbuatan baik demi menjujung kemanusiaan dan kesejahteraan berasal dari Allah. Itu bisa dibuat siapa pun. Karena merasa prihatin kurangnya air setiap musim kemarau, seorang membuat sumur yang sangat dalam. Sumber air ditemukan Renungan 23 September 2022 Mengikuti Yesus Apa arti mengikuti Yesus? Pertama-tama, mengikuti Yesus itu tentu bukan meniru-niru dia, melainkan membiarkan diri dibentuk olehNya. Kedua, alih-alih beragenda mau jadi orang besar, kita diajak untuk bersedia datang kepadanya tanpa apa-apa yang dapat Renungan 16 September 2022 Perbincangan Mengenai Yesus Perbincangan mengenai siapakah Yesus itu memperluas pandangan dan memperdalam iman kita. Mengapa? Karena berbagai pandangan/anggapan mengenai Yesus memperkaya sekaligus menajamkan pengenalan akan pribadi Yesus. Siapa yang mengikuti Yesus perlu menge Renungan 9 September 2022 Dibuka Oleh Yesus Perjumpaan dengan Yesus membuka jalan bagi Allah. Mengapa? Karena Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Perjumpaan itu juga menyembuhkan. Penyembuhan merupakan buah samping dari perjumpaan dengan Yesus. Perjumpaan personal dengan Yesus itulah ya Renungan 26 Agustus 2022 Benih Surga Surga itu merupakan kenyataan yang dapat mulai dibangun di sini. Bisa mulai dibangun bersama dengan Roti Kehidupan yang turun dari Surga. Dia ada dalam diri kita. Perjumpaan dengan dia yang Renungan 19 Agustus 2022 Bersatu Dengan Kehidupan Yesus Apa peranan Ekaristi dalam hidup kita sehari-hari? Apakah Ekaristi sungguh menjadi sumber dan puncak iman kita? Bagaimana Ekaristi menjadi bermakna dalam kehidupan kita sehari-hari? Kiranya pertanyaan-pertanyaan itu bisa menggugah permenungah kita. Renungan 12 Agustus 2022 Sukacita Madah sukacita dikidungkan sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Perbuatan besar Tuhan dialami dan dirasakan. Di situlah pengalaman Rahmat diungkapkan dengan madah sukacita. Pujian kepada Tuhan dilakukan. Di samping itu Renungan 8 Agustus 2022 Bacaan Injil hari ini, bercerita tentang Yesus yang pergi ke Tirus dan Sidon. Di situ ada seorang perempuan Kanaan yang datang kepada Yesus dan berseru “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderi Renungan 5 Mei 2022 Roti Hidup Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dar Kisah Samuel Memimpin Israel Kisah bangsa Plihan Tuhan disebut Yahudi itu memang penuh sensasional dan dramatik. Pertempuran demi pertempuran dengan bangsa Filistin…suksesi Kepemimpinan mencari Raja jadi problematik. Kisah Samuel jadi Pemimpin Israel cukup menarik Renungan Minggu, 28 Mei 2017 Berdoa bukanlah suatu tindakan aneh bagi orang beriman. Doa menjadi sarana komunikasi paling personal orang beriman kepada Allah yang mewahyukan diri. Semakin orang beriman, semakin ia sanggup masuk dalam keheningan dan kedalaman doa. Renungan Minggu 30 April 2017, Hari Minggu Paskah III. Pasti topik hilangnya mayat Yesus menjadi perbincangan hangat, paling tidak dikalangan para murid Yesus. Kleopas dan kawannya, yang sedang dalam perjalanan ke Emaus, juga membicarakan hal itu. Selain kubur kosong, yang merupakan bukti kebangkitan Yes Minggu, 23 April 2017 Hari Minggu Paskah II Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata “Damai sejahtera bagi kamu!” Yoh 2026 Mit Renungan Sabtu 22 April 2017 Ketika kita melihat sebuah gelas tergeletak di lantai dalam keadaan kotor, kita mengambilnya dengan hati-hati lalu mencucinya sampai bersih. Kemudian kita letakkan di tempat yang semestinya. Kalau kita membutuhkannya kita ambil gelas itu untuk diisi Renungan Sabtu Suci 15 April 2017 Kisah kebangkitan Yesus memang tak mudah untuk dipahami, karena merupakan peristiwa iman yang hanya dapat dipercayai. Injil Matius menceritakan dengan singkat bagaimana kebangkitan itu disampaikan oleh beberapa wanita Renungan Jumat Agung 14 April 2017 Barangsiapa menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk berperang. Begitulah bunyi pepatah bahasa latin yang terasa kontradiktif, namun dalam kenyatan sering kali benar. Itulah yang diajarkan oleh dunia. Renungan Kamis Putih 13 April 2017 Bacaan I menjelaskan makna Paskah yang pertama kali dirayakan oleh orang Israel. Kata Paskah memiliki akar kata psh’ dari rumpun bahasa Semit termasuk bahasa Arab, Ugarit, dan Ibrani yang berarti “berjalan melewati.” Renungan Sabtu 25 Maret 2017 Sukacita itu sudah ada di depan mata dan akan segera datang. Arahkan hati pada Sang Terang agar kehangatan itu menyelimuti dan menerangi hidup kita Renungan 18 Maret 2017 Banyak orang mengira bahwa Tuhan itu pribadi yang suka mengingat-ingat dosa manusia, mengadili dan menghukum pendosa. Hal ini yang membuat orang ….. Renungan 1 Januari 2017 Banyak hal yang tidak mampu dipahami oleh Bunda Maria dalam hidupnya. Salah satunya, seperti yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Para gembala berdatangan untuk melihat bayi Yesus yang oleh para malaikat dikatakan sebagai Juruselamat dunia yang tela [Renungan 8 Juli 2015] Pemberi Kuasa Seorang penguasa harus memberi kuasa kepada orang yang mampu menggunakan kekuasaan itu dengan bijak. Seperti Firaun yang memberikan kuasa kepada Yusuf untuk mengatasi bencana kelaparan di Mesir, Allah Bapa mengutus Yesus untuk menyelamatkan seluruh u Renungan 25 Mei 2015 Banyak orang kaya tidak suka mendengar sabda Yesus tentang sulitnya mereka masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sabda itu lebih menunjukkan keprihatinan Tuhan dengan gaya hidup banyak orang kaya. Mereka yang memiliki lebih banyak harta seharusnya lebih m [Renungan 17 Mei 2015] Hari Komsos Sedunia Hari ini kita merayakan Hari Komunikasi Sosial Komsos Sedunia 2015, perayaan gerejawi yang diamanatkan oleh Konsili Vatikan II Dekrit tentang Komsos no. 18. Tema yang diangkat adalah “Komunikasi dalam Keluarga Tempat Istimewa Menemukan Keindahan [Renungan 10 Mei 2015] Pergi dan Menghasilkan Buah Tuhan merupakan yang pertama dan satu-satunya yang memanggil serta memilih orang menuju kepada-Nya. Orang bisa mengambil langkah dan menjalani usaha apa pun untuk beriman. Bahkan, melalui jurang atau gunung yang terjal dan tinggi, orang menempuhnya u [Renungan 7 Mei 2015] Seperti – Demikian Bacaan Injil yang lumayan singkat hari ini mengandung misteri ilahi yang belum pernah ada sebelumnya di Perjanjian Lama. Hampir seluruh kata kunci dalam Injil Yohanes ada dan terangkum dalam empat ayat ini. Ada satu ungkapan Yesus yang jarang diperha [Renungan 6 Mei 2015] Bersih Karena Firman Relasi segitiga antara Bapa, Yesus dan murid-murid-Nya menjadi pola yang sangat membantu kita dalam membaca Injil Yohanes. Dengan indah, dalam bacaan Injil relasi itu diumpamakan dengan relasi antara pengusaha kebun anggur, pokok anggur dan ranting-r [Renungan 4 Mei 2015] Ketika Pelayanan Di Ikonium, Paulus dan Barnabas mewartakan kabar gembira tentang Yesus Kristus. Namun, orang-orang Ikonium bersama orang-orang Yahudi menolak dengan keras. Penolakan mereka tidak sepele, tetapi menyangkut keselamatan nyawa karena mereka menimbulkan g [Renungan 3 Mei 2015] Kasih dalam Kata dan Aksi Kasih dan mengasihi adalah jati diri kita sebagai pengikut Kristus. Tuhan Yesus sendiri menegaskan kebenaran ini. “Kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” Yoh 1335. Dengan kutipan itu, jelas bahwa bila kita saling mendenda Renungan [25 April 2015] Tugas Kita Hari ini adalah pesta St Markus, pengarang Injil. Yang dibacakan hari ini adalah bagian akhir Injil Markus, yang biasa disebut dengan Akhiran Panjang Mrk 169-20. Menurut banyak ahli, bagian ini tak termasuk bagian asli Injil Markus. Maka, kita bis [Renungan 24 April 2015] Jumpai Mereka Kalau orang Kristen mesti bersaksi sampai “ke ujung dunia” bdk. Kis 1,8, maka harus ada orang yang berangkat ke ujung dunia. Karya penginjilan tak di laksanakan dengan menunggu orang datang, tapi dengan keluar menjumpai mereka dalam konteks hidup m Renungan 23 April 2015 Waktu Filipus di Samaria malaikat Tuhan berkata kepadanya “ Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang Filipus. Kemudian ia membantu sida – sida dari [Renungan 22 April 2015] Tuhan Bertindak Menurut Kisah Para Rasul, di sinilah awal penganiayaan jemaat di Yerusalem. Banyak orang Kristen melarikan diri ke seluruh daerah Yudea dan Sama ria. Tetapi dikatakan, “Mereka yang tersebar itu menjelajahi seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil [Renungan 21 April 2015] Setiap tahun kita memperingati Hari Pangan Sedunia HPS . Kita diingatkan betapa pangan itu sangat penting untuk kehidupan kita. Selain diingatkan, kita juga diimbau dan diajak untuk menjaga dan melestarikan alam ciptaan sebagai sumber pangan. Tanp [Renungan 18 April 2015] Gelombang Kehidupan HIDUP manusia sering disebut sebagai perjalanan, peziarahan dan pelayaran. Sebagai perjalanan berarti berangkat dari suatu tempat dan menuju ke suatu tempat tertentu. Perjalanan itu seringkali menghadapi banyak kesulitan, kelelahan, kekhawatiran, ket Sabda Hidup, Jumat, 17 April 2015 Banyak orang ingin menduduki jabatan penting. Mereka berlomba-lomba dengan segala macam usaha untuk mewujudkannya. Tidak sedikit uang, tenaga dan waktu dikeluarkan untuk meraihnya. Pertarungan antar pribadi pun terasa. Tidak jarang satu dengan yang l Sabda Hidup, Kamis, 16 April 2015 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. [Renungan 14 April 2015] Kerelaan Berbagi Dalam dunia sekarang ini segalanya diukur dengan uang. Perhitungan untung rugi materi sering mewarnai hidup bersama. Perhitungan untung rugi juga menjadi alasan dan ukuran dalam membangun relasi dengan sesama. Saya bersahabat dengan dia agar dia dapa [Renungan 13 April 2015] Keberanian Mencari Kebenaran SERING kita kagum melihat orang-orang yang dengan penuh keberanian tampil beda dengan kelompoknya dan dengan orang kebanyakan demi kebenaran. Di tengah keruhnya hidup bersama dalam masyarakat atau dalam negara selalu saja ada orang yang tampil penuh [Renungan 10 April 2015] ] Yesus selalu Hadir dan Mendampingi Wafat Yesus membawa kebingungan dan kegalauan bagi para murid Yesus. Mereka kehilangan pegangan hidup dan sekaligus arah hidup atau harapan masa depan. Mereka telah diteguskan kembali lewat penampakan Yesus bahwa Ia benar-benar hidup tetapi … Renungan Malam Paskah 4 April 2015 Paskah adalah keberanian kita untuk mensyukuri bahwa Allah selalu membuka pintu maaf kepada kita, manusia yang lemah ini. Film Renungan ini diproduksi oleh KOMSOS KAJ. Renungan Jumat Agung 3 April 2015 Penderitaan dan kematian di Kayu Salib dipandang segelintir orang hanya sebagai sebuah tragedi pilu dan memalukan yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Akan tetapi, bagi kita yang mengimani Yesus, kisah yang dialami oleh Yesus justru menja [Renungan 27 Maret 2015] Harta Paling Bernilai Ada wanita di guangdong,china, senang saat mendapat uang sekitar Rp. 650 juta. Ia membungkus uang itu dengan plastik lalu menyimpanya. Lama setelah itu ia berencana menggunakan uang tersebut. Namun saat ia membuka laci penyimpanan uangnya ia mendapat [Renungan 9 Februari 2015] Kebaikan Selama seminggu ini Gereja mengajak kita untuk menggali inspirasi luar biasa dari kisah penciptaan alam semesta sampai terusirnya manusia dari taman Eden. Sebenarnya kalau kita mau teliti, terdapat dua versi kisah penciptaan manusia dalam Kitab Kejad [Renungan 2 Februari 2015] Persembahan Hidup Pernahkah Anda merindukan sesuatu sedemikian rupa, sehingga belum ingin mati sebelum hal tersebut terlaksana? Sesuai hukum Yahudi, orang tua Yesus membawa-Nya untuk di persembahkan di Bait Allah [Renungan 31 Januari 2015] Pelayaran Iman Ini adalah salah satu teks yang sangat indah. Menjelang malam, perahu yang di tumpangi Yesus dan para murid dihantam gelombang dan topan yang dahsyat. Biasanya Danau Galilea digambarkan sebagai danau yang tenang, yang memberikan ikan kepada para nela [Renungan 30 Januari 2015] Tabur Kebaikan Perumpamaan yang disampaikan Yesus dalam bacaan hari ini menggambarkan Kerajaan Allah yang berkembang. Kerajaan Allah ibarat benih yang ditabur di tanah. Sesudah itu, benih tumbuh sendiri sampai akhirnya matang dan siap dipanen. Bagaimana benih itu t [Renungan 25 Januari 2015] Bertobat Untuk Mengikuti Yesus Penduduk Ninive berpuasa dan mengenakan kain kabung karena pewartaan Yunus mengenai akan dihancurkannya kota mereka. Sebagai ungkapan permohonan yang sungguh- sungguh, hewan piaraan mereka pun diharuskan melakukan hal sama. Tindakan mereka berdasar p [Renungan 23 Januari 2015] Perjanjian Baru Yesus memulai perjanjian yang baru dengan umat manusia. Perjanjian ini tak seperti perjanjian lama antara Allah dengan Israel dan Yehuda. Perjanjian baru dimulai sejak Malaikat Gabriel mengunjungi Maria dan memberitakan perihal kelahiran Yesus. Perja [Renungan 16 Januari 2014] Iman Sosial Iman para sahabatlah yang dilihat Yesus, sehingga Ia menyembuhkan si lumpuh Mrk 25. Penyembuhan itu menimbulkan kontroversi. Sebab, Yesus pertama- tama memberi pengampunan dosa, sesuatu yang oleh para ahli Taurat dianggap sebagai penghujatan kepad [Renungan 15 Januari 2015] Yesus Muak Yesus “tergeraklah hati-Nya Yun. splagxnízomai oleh belas kasihan” saat seorang kusta datang dan berlutut di hadapan-Nya. Beberapa naskah kuno memakai ungkapanorgízo¯, berarti menjadi marah’, dan bukansplagxnízomai, yang lebih halus. Dari sini, mu [Renungan 14 Januari 2014] Satu Sentuhan Dalam kisah Mrk 121-28, suasana heboh sangat terasa, karena terjadi di ranah publik. Di situ, Yesus menunjukkan kuasa Yun. exousia, baik dalam mengajar mau pun mengusir roh jahat. Pada kisah penyembuhan mertua Petrus, suasana lain sama sekali. [Renungan 13 Januari 2015] Empat Misi Markus senang memberi ringkasan. Perikop Mrk 121-28 merupakan bagian ringkasan empat misi Yesus, seperti ditulis Mrk 121-39. Selama sehari penuh, Yesus melaksanakan empat misi utama; [Renungan 12 Januari 2015] Independen Empat murid pertama, Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, berasal dari Galilea, wilayah utara Palestina. Wilayah utara berbeda dengan Yudea selatan. Di utara, tanah lebih subur. Ekonomi lebih maju. Maka, pikiran lebih independen. Banyak yang menjadi [Renungan 7 Januari 2015] Mengandalkan Yesus Penginjil kembali menggambarkan sikap para murid Yesus yang heran menyaksikan mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya. Hati mereka masih degil dan pikiran mereka masih tertutup untuk mengerti peristiwa penggandaan roti. Lagi, sekarang mereka bingung men
Minggu, 10 April 2022Hari Minggu PalmaYes. 504-7; Mzm. 228-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 26-11; Luk 2214—2356[Thn. VI-SS/100/4/2022]Pastor Riano Tagung, Pr Marilah kita berdoa Allah Bapa Maha Pengasih, dalam diri Yesus Kristus PuteraMu, Engkau telah hadir di tengah-tengah kami sebagai orang yang dihina dan dianiaya. Kami mohon, bukalah hati kami untuk memahami misteri penderitaan PuteraMu itu serta jadikanlah kami bersedia mengikuti jejakNya sambil memanggul salib kami sendiri. Sebab Dialah Tuhan Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa, Amin. Bertumbuh dalam Keutamaan Seorang Hamba Taat, Rendah Hati, Doa dan Pengurbanan Diri “Sesibuk apapun sediakanlah waktu untuk hening. Dalam hening kita diajak untuk mendengarkan suara Tuhan dan membiarkan diri dipimpin oleh kehendakNYA. Sehingga kita rela untuk Mati Demi Dia, Mati Demi Cinta kita kepadaNYA.” Paus Fransiskus Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,Hari ini kita akan mengawali Pekan Suci, Satu Minggu yang SUCI, Hari-hari di mana kita lebih masuk ke dalam peristiwa hidup, sengsara, wafat dan bangkit Yesus Kristus. Karena itu, kita diminta selama seminggu ini untuk lebih meningkatkan hidup doa, pantang dan puasa kita agar kita dapat menikmati sukacita PASKA di dalam hati kita. Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam KRISTUS TUHAN,Hari ini kita merayakan Hari Minggu Palma, Mengenang Sengsara Yesus. Ada dua peristiwa yang kita kenang pada hari ini. Pertama, Yesus yang disambut dengan sorak-sorai memasuki kota Yerusalem. Kedua, sengsara dan wafatNya di kota Yerusalem. Dua peristiwa ini diramu menjadi satu kesatuan dalam perayaan hari ini. Melalui peristiwa ini kita diajak untuk ikut serta dalam penderitaan Yesus. Kita tidak hanya ikut dalam mengiringi Yesus memasuki kota Yerusalem dengan sorak sorai. Tetapi kita juga mau mengikutiNya, yang setelah didera dengan keji, memikul salib menuju Golgota. Di sana, DIA wafat! Kita adalah murid yang mau mengikuti Yesus bukan hanya dalam sorak-sorak, gegap gempita, tetapi juga dalam penderitaan, jalan yang berkerikil tajam dan salib yang menekan pundak, menyiksa dan memilukan. Peristiwa Minggu Palma, hari ini adalah sebuah sekolah iman bagi kita untuk belajar untuk bertumbuh dalam keutamaan seorang hamba yang taat, rendah hati, bertekun dalam doa dan berkembang dalam semangat pengorbanan diri. Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam KRISTUS TUHAN,Hari ini harus ada yang berubah dari dalam hidup kita, mulai cara rasa kita, cara pikir kita, cara pandang kita dan cara laku kita. Kita harus semakin mendekatkan diri dengan Yesus dan menaruh kepercayaan kepadaNya agar kita dapat mencintai setiap tetes pengorbanan Yesus dengan cinta yang lahir dari sebuah hati yang hangat dan sederhana bagiNYA. Keutamaan Sebagai Seorang Hamba Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam KRISTUS TUHANMarilah kita, saudara/i yang terkasih, memaknai peristiwa hari ini dengan hidup dalam keutamaan sebagai seorang hamba, hidup dalam Ketaatan kita sebagai anak-anak Allah yang setia mendengarkan Sabda Allah, hidup dalam semangat kerendahan hati, tidak saling curiga, sombong, iri hati, cemburu dan mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Sehingga mampu mengekang lidah untuk bergosip dan menceritakan kelemahan orang lain; hidup dalam semangat doa, membiarkan doa menjiwai seluruh hidup kita, sehingga kita sungguh mengalami Allah di dalam hidup kita, dan hidup dalam semangat penyerahan diri. Berani mati demi cinta kepada Yesus, menyerahkan nyawa demi seorang murid miliki lidah seorang murid, yang senantiasa mengeluarkan kata-kata berkat yang dapat membangkitkan semangat baru bagi orang yang letih lesu. Pendengaran yang tajamuntuk mendengarkan suara Tuhandalam Keheningan batin. Mata yang terarah kepada kebijaksanaan, Melihat Kasih di balik setiap rentetan ceritahati yang sederhana dan tulusMemberi hidup sehabis-habisnya. Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAIBerkat dan doakuPastor Ryano Tagung, PrOmnia Sunt Gratia Caritate DeiSEMUA KARENA KASIH KARUNIA ALLAH!=1 Kor 1510= Servire Dio Con Amore e GioiaMelayani Allah dengan Cinta dan Sukacita
kita mengenang sengsara dan wafat yesus dengan melakukan doa